About CMUH

News and Award

:::
2021/8/18

Pengobatan Presisi & Kustomisasi – Operasi Pengangkatan Limpa Tanpa Menghilangkan Fungsinya

Dr. Ye Jun-jie, Departemen Bedah Umum, RS CMUH

Dr. Chen (28) adalah mahasiswa kedokteran yang baru lulus. Ia kebetulan menemukan kista 6 cm di limpa ketika ia masih sekolah. Meskipun ia tahu bahwa kista itu kemungkinan besar jinak, ia sering memiliki gejala sesak dan nyeri perut bagian atas. Jadi, ia memutuskan untuk mengobatinya hingga tuntas. Bulan Maret tahun ini (2021), ia datang ke RS CMUH untuk konsultasi dan menerima "operasi laparoskopi pengangkatan limpa sebagian". Operasi berhasil, tanpa transfusi darah, dan ia keluar dari rumah sakit lima hari setelah operasi. CT Scan dilakukan dua minggu setelah operasi. Limpa yang tersisa masih mempertahankan suplai dan sirkulasi darah yang baik.

Sebelum dioperasi, Dr. Chen mendengar bahwa injeksi alkohol dapat digunakan untuk menghilangkan kista. Namun, injeksi alkohol sering memiliki tingkat kekambuhan yang tinggi. Bila kambuh, mungkin saja terjadi perlekatan abdomen yang akan meningkatkan kesulitan operasi dan risiko komplikasi di masa depan. Dr. Chen yang adalah calon dokter tahu bahwa limpa memiliki peran penting pada fungsi kekebalan tubuh, terutama untuk melindungi tubuh dari infeksi bakteri bermembran, seperti Candida pneumonia, Haemophilus, dan Neisseria meningitidis. Namun, dalam operasi limpa umum, karena sifat limpa yang rapuh dan mudah berdarah, semuanya memakai metode pengangkatan total. Di masa depan, ia akan menjadi seorang dokter dan akan lebih rentan terserang infeksi. Risiko kematian akibat "infeksi hebat setelah pengangkatan limpa" juga sangat tinggi akibat sindrom imunodefisiensi pasca operasi, sehingga ia ragu menjalani operasi.

Dr. Chen sebagai pasien, dirujuk ke Dr. Ye Jun-jie, seorang dokter bedah umum di RS CMUH. Ia mengetahui bahwa selain operasi pengangkatn limpa total, ada dua operasi lain yang bisa mempertahankan fungsi limpa, yaitu "pengangkatan limpa sebagian", dan "autotransplantasi limpa pasca pengangkatan". Oleh karena itu, untuk benar-benar menyembuhkan penyakitnya, Dr. Chen menjalani "operasi laparoskopi pengangkatan limpa sebagian" segera sebelum masuk rumah sakit setelah lulus.

Dr. Ye Jun-jie, dokter bedah umum RS CMUH mengatakan bahwa limpa adalah organ penting di rongga perut yang terletak di ujung ekor pankreas. Fungsi utama pankreas adalah untuk menyaring darah, membersihkan sel darah tua, dan membersihkan bakteri dari tubuh, terutama bakteri yang dilindungi oleh membran. Trauma perut sering menyebabkan pendarahan hebat di limpa karena sangat rapuh, sehingga memerlukan perawatan segera. Selain itu, beberapa kista limpa pasca-trauma atau bawaan, jika besarnya lebih dari 5 cm, bisa menekan organ perut dan memerlukan operasi pengangkatan. Beberapa penyakit yang berhubungan dengan darah, seperti thalasemia, Immune thrombocytopenic purpura (TTP), beberapa pasien dengan gejala berat, dll, juga memerlukan pengangkatan limpa.

Dr. Ye Jun-jie mengatakan bahwa operasi pengangkatan limpa total dapat mengurangi kekebalan bakteri bermembran dan meningkatkan risiko trombosis. Secara khusus, insiden "infeksi hebat setelah pengangkatan limpa" adalah 1 kasus per 500 orang-tahun, dan risiko seumur hidup adalah 5%. Pada awalnya, mungkin hanya ada gejala infeksi ringan, seperti demam, sakit kepala, kelelahan, lemas, nyeri otot, sakit perut, dll, dalam waktu 24-48 jam yang dapat memburuk menjadi syok fatal. Jika tidak diobati tepat waktu, risiko kematian bisa mencapai 40-70%.

Dr. Ye Jun-jie menyarankan pasien untuk disuntik vaksin Streptococcus pneumoniae (PCV-13) dua minggu sebelum operasi pengangkatan limpa guna menekan risiko bahaya. Namun, belakangan ini karena COVID-19, sejumlah besar orang yang belum mendapat vaksin COVID-19 berburu vaksin Streptococcus pneumoniae (PCV-13), sehingga pasien yang seharusnya disuntik sulit mendapat jatah karena kuota selalu penuh. Vaksin PCV-13 mungkin dapat mempengaruhi keselamatan pasien di masa depan. Pasien yang membutuhkan vaksin ini harus meningkatkan kewaspadaan, memberi tahu dokter tentang riwayat operasi pengangkatan limpa sebelumnya, dan menurunkan syarat penggunaan dosis antibiotik karena dapat membantu mengurangi risiko "infeksi hebat pasca operasi pengangkatan limpa".

Dr. Ye Jun-jie menekankan, selain penanganan yang disebutkan di atas, dokter bedah mengusulkan pengobatan presisi sehingga pasien bisa memilih pengangkatan limpa sebagian atau total dengan kombinasi transplantasi autologous, menyesuaikan keganasan lesi, lokasi, ukuran, dan keadaan fisik pasien. Studi literatur telah menunjukkan bahwa jika 25% dari limpa asli dapat dipertahankan setelah operasi pengangkatan limpa sebagian, maka kekebalan awal dapat dipertahankan. Selain itu, jika lesi limpa meluas, bagian limpa yang normal dapat diangkat setelah reseksi total dan ditransplantasikan kembali ke rongga omentum majus, yang memungkinkan fungsi kekebalan dapat dipertahankan.

Seiring dengan inovasi peralatan medis dan kemajuan teknologi bedah, metode dan hasil medis juga terus meningkat. Dengan bedah invasif minimal laparoskopi, kami dapat merumuskan strategi medis sesuai dengan karakteristik pasien dan tingkat keparahan penyakit. Fungsi limpa juga masih dipertahankan setelah operasi dan tujuan pengobatan presisi.

Related Articles

Stay connected with CMUH
How to get to CMUH the map of hospital