Divisi Bedah Plastik CMUH, Dokter En-Wei Liu
Seorang wanita Kota Taichung berusia 46 tahun 3 tahun yang lalu didiagnosis menderita kanker payudara, setelah melalui operasi pengangkatan lesi, 18 kali pengobatan kemoterapi dan terapi target, berhasil melawan kanker. Namun, dalam perjalanan melawan penyakit, terjadi komplikasi limfedema, pembengkakan berulang, mati rasa, dan bahkan rasa sakit pada tungkai, menyebabkan kesulitan pada pasien. Dan rasa tidak nyaman pembengkakan tungkai tubuh terjadi sesekali 8 bulan setelah operasi. Dari awal tidak peduli hingga harus minum obat atau rehabilitasi secara teratur baru bisa mempertahankan kehidupan normal secara terpaksa, bahkan tidak bisa tenang memeluk keponakan kecil tercinta sewaktu tidur, selanjutnya memengaruhi kualitas hidup.
Selain itu, seorang wanita pensiunan berusia 60 tahun, yang juga merupakan pasien kanker payudara, pernah menerima operasi pengangkatan tumor, terapi radiasi, beberapa kali kemoterapi dan terapi target, setelah diagnosis dan pengobatan kanker 3 tahun muncul pembengkakan yang signifikan pada tungkai yang sakit, terutama pada malam hari gejalanya lebih terasa, rasa tidak nyaman seperti tersengat listrik selalu menyertai, dan setelah bertemu dengan teman, anggota keluarga juga sering ditanyakan: “Kenapa tangan kamu ini begitu bengkak”. Mulai dari ketidaknyamanan sewaktu mengenakan baju hingga menghentikan sementara hobi “bermain dengan bunga dan rumput”, selain membuat dia tidak berdaya, terlebih lagi memengaruhi kehidupan nyaman yang seharusnya dia miliki setelah pensiun.
Kedua pasien yang disebutkan di atas, didiagnosis sebagai limfedema oleh Dokter En-Wei Liu, Divisi Bedah Plastik CMUH, menerima anastomosis vena pembuluh limfatik mikroskop ultra invasif minimal, hingga kini masing-masing dilacak 1 tahun dan 6 bulan, terdapat kemajuan besar, tidak ada kondisi kambuh kembali.
Limfedema adalah penyakit apa? Ada hubungan apa dengan kita semua?
Pasien setelah operasi kanker adalah kelompok berisiko tinggi terkena limfedema, terutama rasio yang lebih banyak adalah pasien kanker payudara dan kanker serviks setelah pengobatan. Berdasarkan statistik yang dilaporkan oleh berbagai dokumen di dunia, pasien kanker payudara selama hidupnya ada 15~40% pasien akan terjadi limfedema. “Limfedema” adalah beban sistem limpa yang buruk menyebabkan pembengkakan pada tungkai. Cairan limpa tertimbun di ruang interstisial, seperti spons menyerap air menyebabkan pembengkakan pada tungkai. Penyebabnya mungkin bawaan, juga mungkin didapat setelah lahir. Pasien tersebut selain merasa tungkai yang sakit tidak lincah dan tidak nyaman, sering ada masalah infeksi dan deformasi, pasien yang parah setelah peradangan berulang kali, kulitnya sering menjadi sangat tebal, terakhir menjadi penyakit kaki gajah.
Penyebab yang paling sering dijumpai limfedema yang didapat setelah lahir adalah penyumbatan sirkulasi limfatik yang disebabkan oleh pengobatan tumor (termasuk operasi dan terapi radiasi setelah operasi, bahkan termasuk kemoterapi). Bagi pasien limfedema, tekanan psikologis dan ketidaknyamanan dalam kehidupan yang disebabkan oleh pembengkakan lengan, kaki, alat kelamin luar, kepala dan leher atau tubuh, mungkin jauh lebih besar daripada operasi kanker itu sendiri. Misalnya pada pasien kanker payudara, pembengkakan pada lengan tidak bisa disembunyikan, baju lama juga tidak bisa muat, tungkai yang bengkak dan berat, perlahan memengaruhi fisik dan mental pasien, membuat pasien lambat laun tidak suka keluar rumah, menghindari keramaian.
Masa inkubasi limfedema, bila singkat ada beberapa bulan, bila lama bisa mencapai beberapa tahun atau bahkan berpuluh tahun. Dulu, karena gejala awal tidak jelas, pasien sering mengabaikan kesempatan baik untuk pengobatan tanpa disadari. Maka kunci pertama pengobatan limfedema adalah diagnosis dini, memastikan keberadaan masalah ini.
Anastomosis vena pembuluh limfatik mikroskop ultra dan mikroskop super
Kunci kedua adalah pengobatan yang tepat. Pengobatan operasi limfedema tradisional, adalah menunggu hingga pasien sangat parah baru dilakukan eksisi skala besar dan pencangkokan kulit, kerusakannya sangat besar, hasilnya juga sangat tidak bagus dilihat.
Sedangkan cara baru adalah memanfaatkan anastomosis vena pembuluh limfatik mikroskop ultra, melalui cara invasif minimal (setiap sayatan hanya membutuhkan sekitar 2 cm), pada tungkai yang sakit dibuat beberapa drainase fisiologis, waktu pemulihan pasca operasi cepat (bisa turun dari ranjang pada hari yang sama setelah operasi), waktu rawat inap singkat (sekitar 3-5 hari). Sewaktu pelaksanaan, pembuluh limfatik pada tungkai yang sakit dipisahkan lalu dianastomosis dengan vena yang berdekatan, mendirikan kembali jalur alternatif untuk pengembalian cairan limpa (seperti konsep operasi bypass), membuat cairan limpa yang tertinggal di tungkai yang menyebabkan pembengkakan kembali ke sistem vena karena perbedaan tekanan, yang selanjutnya memperbaiki pembengkakan tungkai. Merupakan rekonstruksi fisiologis drainase limpa.
Teknologi ini baru matang sampai penemuan mikroskop super, karena memerlukan penetapan posisi akuran bagian penyumbatan limpa dan anastomosis limfatik mikroskop ultra. Diameter pembuluh limfatik tungkai yang sakit kira-kira 0,03 hingga 0,08 cm, mikroskop biasa tidak mampu menyelesaikan pekerjaan dengan perbesaran setinggi itu. Menggunakan mikroskop operasi pembesaran super tinggi, dipadukan dengan alat operasi yang khusus buatan tangan oleh pengrajin, menggunakan benang jahit yang lebih halus daripada rambut untuk melakukan jahitan mikroskop ultra, baru bisa menyelesaikan tugas yang sulit ini, baru bisa memberi manfaat bagi pasien kanker.
檔案下載:記者會532721.png