CMUH, Departemen Urologi
Direktur Divisi Urologi Wanita, Chieh-Lung Chou
Nona Lin (alias) adalah seorang wanita berusia 50-an, ibu dari 3 anak; setelah melahirkan anak, selalu ada masalah dengan sering buang air kecil, kebelet pipis, sewaktu batuk, bersin juga bisa terkencing, pada awalnya berpikir adalah fenomena alam setelah melahirkan, beberapa tahun ini gejalanya bertambah parah. Sewaktu kebelet pipis kalau tidak segera ke toilet, akan terkencing. Inkontinensia urin sewaktu batuk juga menjadi sangat jelas, bahkan sewaktu jalan cepat juga bisa terkencing, gejala ini membuat dia tidak berani berolahraga, berat badan naik, bahkan tidak berani keluar rumah, pada saat ini baru memberanikan diri untuk melihat dokter.
Dan setelah Nona Lin berobat, mendapatkan pernyataan yang berbeda, ada dokter yang memberitahukan dia ini adalah beser, disarankan pengobatan dengan obat, ternyata gejala kebelet pipis membaik setelah menggunakan obat, namun kondisi terkencing sewaktu batuk masih sangat parah; lalu lihat dokter lain lagi, yang mengatakan ini stres inkontinensia urin, disarankan melakukan operasi, namun setelah operasi mungkin masih bisa sering buang air kecil, kebelet pipis, bahkan inkontinensia urin mendesak.
Nona Lin datang ke klinik rawat jalan Direktur Chieh-Lung Chou Divisi Urologi Wanita Departemen Urologi CMUH, Direktur Chou memberitahukan dia, ini termasuk “inkontinensia urin campuran”, ini adalah kombinasi dari dua jenis inkontinensia urin. Direktur Chou melakukan “Operasi Sling Uretra Tengah” invasif minimal dan “Injeksi Intravesikal Botox” untuknya. Hari berikut setelah operasi sudah bisa keluar dari rumah sakit, gejala awal terkencing sewaktu batuk, kebelet pipis, inkontinensia urin mendesak, semuanya juga membaik.
Direktur Chieh-Lung Chou menyatakan, karena uretra wanita lebih pendek, hanya 2~4cm, ditambah dengan berbagai faktor seperti melahirkan, penuaan, menopause, inkontinensia urin menjadi masalah yang sering terlihat pada banyak wanita paruh baya dan lanjut usia.
Inkontinensia urin pada wanita ada banyak jenis, di antaranya yang paling sering terlihat adalah stres inkontinensia urin dan inkontinensia urin mendesak. Penyebab kedua jenis inkontinensia urin ini berbeda, cara pengobatannya juga berbeda; dengan kata lain, walaupun manifestasi klinisnya sama yaitu terkencing, namun penyebabnya berbeda, cara perawatannya juga berbeda.
A.”Stres inkontinensia urin”: terkencing karena tekanan pada perut bertambah, misalnya sewaktu bersin, batuk. Penyebabnya berhubungan dengan disfungsi sfingter eksternal saluran keluar kandung kemih. Sama seperti penutup botol PET longgar, maka sewaktu tekanan bertambah, cairan dalam botol akan bocor keluar.
Pada pengobatan, harus dimulai dengan senam Kegel, bila efeknya tidak memuaskan, boleh mempertimbangkan pengobatan operasi. “Operasi Sling Uretra Tengah” saat ini, meletakkan sling omentum buatan di tengah uretra, waktu operasi singkat, pemulihan cepat, tingkat keberhasilannya cukup tinggi.
B.”Inkontinensia urin mendesak”: gejala khasnya adalah rasa kebelet pipis yang tiba-tiba, ingin secepatnya ke toilet, namun tidak sempat, penyebabnya berhubungan dengan disfungsi saraf kandung kemih, sering disertai sering buang air kecil dan nokturia.
Inkontinensia urin ini terutama menggunakan pengobatan obat. Misalnya: obat antikolinergik, atau β3-Peningkat reseptor adrenal. Bila efek obat oral tidak memuaskan, atau efek samping terlalu besar, boleh mempertimbangkan “Injeksi Intravesikal Botox”, bisa mengendalikan inkontinensia urin yang disebabkan oleh kontraksi otot kandung kemih yang berlebihan.
Apa yang harus dilakukan bila seorang wanita memiliki kedua jenis inkontinensia urin di atas pada bersamaan? Direktur Chieh-Lung Chou menunjukkan, ini dinamakan “Inkontinensia urin campuran”, sebenarnya cukup sering terlihat, menurut statistika, sekitar sepertiga wanita yang menderita inkontinensia urin termasuk inkontinensia urin campuran. Secara tradisional, terlebih dahulu akan mengobati gejala yang lebih parah, misalnya: penderita yang terkencing yang jelas sewaktu batuk, bersin terlebih dahulu memilih operasi; bila inkontinensia urin mendesak lebih parah, mengutamakan pengendalian dengan obat.
Direktur Chieh-Lung Chou menunjukkan, perawatan inkontinensia urin campuran adalah satu tantangan besar. Karena walaupun salah satu jenis inkontinensia urin telah diobati, namun inkontinensia urin jenis lainnya tetap bisa membuat penderita merasa terganggu.
Direktur Chieh-Lung Chou pada bersamaan melakukan “Operasi Sling Uretra Tengah” invasif minimal dan “Injeksi Intravesikal Botox” mengobati penderita inkontinensia urin campuran. Pada anestesi yang sama dilakukan 2 jenis operasi. Inkontinensia urin setelah operasi membaik sangat jelas, dibandingkan dengan penderita yang hanya menerima operasi sling uretra tengah, tingkat keberhasilan setelah operasi masing-masing adalah 88% dan 71%. Hasil penelitian ini dipublikasikan di jurnal internasional “Toxin” pada tahun 2020.
Direktur Chieh-Lung Chou menunjukkan, “inkontinensia urin mendesak” pada inkontinensia urin campuran berhubungan dengan fungsi saraf kandung kemih, dan tidak ada cara pengobatan yang “sekali untuk semua”. Efek injeksi botox bertahan sekitar 4~6 bulan, setelah operasi harus terus bekerja sama dengan pengobatan obat oral dan pelacakan, baru bisa ada efek pengobatan yang terbaik.
檔案下載:記者會104444.jpg